RSS

Laporan Transportasi Zat Hara Lab.Fistum

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah “Transportasi Zat Hara” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada        Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, MSc., Prof. Dr. Ir. J. M. Sitanggang, MP.,               Ir. Meiriani, MP., Ir. Lisa Mawarni, MP., Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP., dan            Ir. Haryati, MP. selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang dan kakak asisten yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

        Medan, November 2009
          Penulis
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
PENDAHULUAN
            Latar Belakang…………………………………………………………….1
            Tujuan Percobaan………………………………………………………….2
            Kegunaan Percobaan………………………………………………………3

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….4

BAHAN DAN METODE
            Waktu dan Tempat Percobaan…………………………………………….7
            Bahan dan Alat Percobaan……………………..………………………….7
            Prosedur Percobaan………………………………………………………..7

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Hasil……………………………………………………………………….9
            Perhitungan……………………………………………………………......9
            Pembahasan………………………………………………………………10

KESIMPULAN DAN SARAN
            Kesimpulan………………………………………………………………12
            Saran……………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...13

LAMPIRAN
















TRANSPORTASI ZAT HARA
 

LAPORAN
OLEH :
ASHRAFIDA RAHMAH
080301013
BDP-AGRONOMI






     
 


















LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
TRANSPORTASI ZAT HARA
 

LAPORAN
OLEH :
ASHRAFIDA RAHMAH
080301013
BDP-AGRONOMI



Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Ditugaskan Oleh:
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium


(Prof. Dr. Ir. J. A. Napitupulu, M.Sc.)
NIP: 130 231 557
   Diketahui Oleh:                                                                  Diperiksa Oleh:
Asisten Koordinator                                                             Asisten Korektor


( R.K.Deta Sitohang )                                                           (       Fenny        )
  NIM: 050301021                                                                NIM: 060301046


LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem (Teddy, 2009).
            Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun. Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman (lakitan, 1999).
            Pengambilan zat kedalam sel merupakan proses yang amat kompleks dan baru sedikit terungkap. Banyak inhibisi metabolik dan fenomena kompetisi antara substrat-substrat yang disampaikan bersama-sama, jelas dapat dikembalikan pada mekanisme pengatur yang sudah bekerja sejak transport zat berlangsung (Schlegel, 1999).
            Apabila air dan ion mineral memasuki xilem, keduanya diangkut kesemua bagian tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak perlu cepat, tetapi mekanisme yang digunakan itu harus dapat mengangkut bahan-bahan pada jarak yang jauh karena xilem mengandung dua jenis unsur penyalur yaitu vesel dan trakeid. Vesel menyediakan jalan terbaik karena vesel itu membentuk saluran selanjar yang berongga penuh dari akar hingga ke daun (Mader, 1995).
            Garam-garam mineral dari air tanah dan keduanya diabsorbsi oleh akar. Mineral-mineral itu diabsorbsi dan diakumulasikan dari xilem diserap ke akar dan didistribusikan ketanaman dengan cara transportasi, jadi transpirasi sangat efisien dalam transportasi dan distribusi zat hara dari akar ke daun                               (Mukherji dan Ghosh, 1996).
            Transportasi sejauh ini hanya efektif melalui jaringan pengantar yang berspesialisasi, yaitu xilem dan floem yang meluas sebagai sistem pembuluh bersinambung diseluruh bagian tumbuhan. Hara tanah bergerak keatas dari atas kebagian atas tanah dalam unsur trakeid (xilem) bahan terlarut anorganik yang diserap dari tanah oleh sel-sel akar yang hidup dilewatkan kedalam lumen berair dari unsur trakeid (Loveless, 1991).
            Pada awalnya, diperkirakan air naik kepermukaan atau bagian atas tanaman karena adanya tekanan dari luar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang maka air didalam selang akar terpotong keatas karena tekanan yang berasal dari akar (Lakitan, 1995).

Tujuan Percobaan

            Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui daerah pengangkutan zat hara pada tanaman    Pacar air    (Balsamina impatient)       dan
Bayam duri (Amaranthus sp.)


Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test di Laboratorium     Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
-  Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.




















TINJAUAN PUSTAKA

            Untuk mengetahui ada atau tidak adanya kemungkinan perembasan tersebut, diadakan dimana kulit (floem) tanaman dipisahkan dari kayu (xilem) dengan suatu lapis kertas. Pengangkutan unsur hara dari tanah itu terutama lewat xilem, kedua bahwa unsur tersebut melintas kebagian floem secara bebas sehingga pengangkutan unsur-unsur anorganik dari tanah kedaun itu terutama lewat xilem dan organik melewati floem (Dwidjoseputro, 1994).
            Pada hakekatnya terdapat 2 cara pergerakan ion kearah akar tanaman : (1) dengan aliran massa dalam air bergerak masuk menembus tanah menuju akar. Hal ini sangat penting dalam pertanian tetapi sedikit dipengaruhi oleh akar dan tidak akan dibahas. (2) difusi, gradien konsentrasi dihasilkan oleh pengambilan ion pada permukaan akar (Fitter dan Hay, 1991).
            Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni (1) difusi dalam larutan tanah (2) secara pasif terbawa oleh aliran air tanah (3) karena akar tumbuh kearah posisi hara tersebut, setelah berada pada permukaan akar, unsur hara tersebut dapat diserap oleh tanaman (Lakitan, 1999).
            Ketersediaan hara pada suatu titik tetap dalam tanah, dimana penyerapan oleh akar melibatkan pergerakan ion dari tanah kepermukaan akar karena akar-akar menyebar dalam tanah bahkan pada suatu horizon yang padat tidak akan menempati lebih dari 10 % ruangannya (Salisbury dan Ross, 1995).
            Air dan garam mineral akan diangkut kedaun melalui xilem, komponen utama penyusun xilem adalah trakea dan trakeid, trakea merupakan sel mati karena tidak mempunyai sitoplasma, sel trakeid merupakan sel dasr penyusun xilem, yang terdiri dari sel memanjang yang mengandung lignin                (Goldsworthy dan Fisher, 1996).
            Sel pengalir floem terdiri dari  sel tiup tapis yang berbaris suatu sudut kesudut lainnya dengan plat tapis menjadi sempadanya. Sitoplasma menjulur hingga keplat tapis sel-sel yang berdampingan untuk membentuk sistem tiup tapis selanjar yang menjulur dari akar kedaun, begitu pula sebaliknya (Wilmer, 1985).
            Penyerapan air dan zat hara yang terlarut didalam tanaman dilakukan oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem dimana pengangkutan unsur-unsur anorganik dari tanah kedaun itu terutama lewat xilem dan organik melewati floem (Teddy, 2009).
            Sistem kerja xilem hanya dapat memfokuskan energi yang hanya dapat mentransportasikan unsur dalam tanaman ketas sehingga dapat memfokuskan energi yang dimilikinya untuk mengangkut unsur hara tersebut (Harron, 1980).
            Fungsi floem adalah sebagai alat transportasi zat anorganik. Kadar pergerakan ditentukan melalui analisis pengeluaran sap melalui stilet apid diantara dua bagian batang bergerak melalui floem                   (http://ahlusunnah.blogspot.com, 2009).
            Kecepatan pergerakan unsur hara dan pergerakan air dari bawah (akar) sampai keatas (puncak) dipengatuhi oleh faktor-faktor tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi, dan anatomi xilem (http://jendelailmu.blogspot.com, 2009).
            Pengangkutan zat hara secara longitudinal dari akar kedaun. Tetapi dapat juga secara transversal. Pengangkutan secara transversal itu berlangsung melalui jari-jari empulur dengan cara batang tanaman dipangkas dan menunjukkan bahwa daun tersebut biasa saja seperti dengan akar yang masih utuh (Tjitrosomo, 1987).
            Pengangkutan floem harus meliputi pergerakan sejumlah besar bahan organik pada jarak yang jauh dalam waktu yang agak singkat. Kadar pergerakan telah ditentukan melalui analisis pengeluaran sap melalui stilet afid diantara dua bagian batang. Bahan tampaknya bergerak melalui floem pada kadar 60 hingga 100 cm / jam dan mungkin 300 cm / jam (Pardey dan Sinha, 1995).
            Air dapat memasuki akar tumbuhan berbunga dengan hanya bergerak diantara sel-sel epidermis dan korteks melalui dinding sel selanjutnya memasuki sel endodermis untuk sampai ke xilem dan menuju kebatang dan daun            (Suseno, 1994).

























BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

            Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada ketinggian ±25 dpl, pada  hari Sabtu 12 september 2009 pukul. 08.00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pacar air (Balsamina impatient) dan Bayam duri (Amaranthus sp.) sebagai objek percobaan, larutan eosin sebagai larutan untuk melihat bagaimana sistem transportasi tanaman, vaseline untuk melapisi daun.
            Adapun alat yang digunakan adalah erlenmeyer sebagai wadah percobaan, pisau sebagai alat potong, rol sebagai alat ukur, stopwatch sebagai pengukur waktu, kalkulator sebagai alat hitung.

Prosedur Percobaan

-         Disediakan tanaman dengan ukuran sama
-         Dipotong bagian pangkal akar dan dikupas kulit batangnya
-         Masing-masing tanaman diberi perlakuan
- pada bagian ujung pangkal diberi vaseline (xilem + vaseline)
- pada bagian batang yang dikupas diberi vaseline (floem + vaseline)
-    Dimasukkan larutan eosin kedalam erlenmeyer lalu direndam tanaman
      selama ± 30 menit
-         Diukur ketinggian larutan eosin dan laju transpirasinya

V =   Tinggi larutan eosin
                  Waktu



















HASIL DAN PEMBAHASAN



Hasil


Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatient)

Perlakuan
Tinggi Larutan eosin
V = mm / detik
Xilem + vaseline
310 mm
0,172
Floem + vaseline
430 mm
0,238

Komoditi : Bayam Duri (Amaranthus sp.)

Perlakuan
Tinggi Larutan eosin
V = mm / detik
Xilem + vaseline
150 mm
0,083
Floem + vaseline
160 mm
0,088


Perhitungan

Komoditi : Pacar Air (Balsamina impatient)
 - Xilem + vaseline
Tinggi Larutan Eosin = 31 cm = 310 mm
V = tinggi larutan eosin / waktu
    = 310 mm / 1800 detik = 0,172 mm/detik
 - Floem + vaseline
Tinggi larutan Eosin = 43 cm = 430 mm
V = tinggi larutan / waktu
    = 430 mm / 1800 detik= 0,238 mm/detik


Komoditi : Bayam Duri (Amaranthus sp.)
 - Xilem + vaseline
Tinggi larutan eosin = 15 cm = 150 mm
V = tinggi larutan / waktu
    = 150 mm / 1800detik  = 0,083 mm/detik
 - Floem + vaseline
Tinggi Larutan Eosin = 16 cm = 160 mm
V = tinggi larutan / waktu
    = 160 mm / 1800 detik  = 0,088 mm/detik

Pembahasan

            Dari percobaan yang dilakukan, kecepatan pergerakan zat hara yang paling besar adalah Pacar air (Balsamina impatient) yaitu sebesar 0,238 mm/detik pada perlakuan floem + vaseline. Hal ini disebabkan oleh dilapisinya bagian samping batang dengan vaseline, sehingga lebih memudahkan zat hara masuk dibandingkan dengan bagian bawah batang, dikarenakan disisi batang terdapat gaya kapilaritas. Hal ini sesuai dengan literatur             http://ahlusunnah.blogspot.com (2009) yang menyatakan bahwa fungsi floem adalah sebagai alat transportasi zat anorganik yang mempunyai daya kapilaritas yang tinggi.
Dari percobaan yang dilakukan, didapat xilem + vaseline pada   percobaan
Pacar air (Balsamina impatient) kecepatan pergerakan zat hara sebesar 0,172 mm/detik dan Bayam duri (Amaranthus sp.) sebesar 0,083 mm/detik. Hal ini dikarenakan xilem harus memfokuskan energinya terlebih dahulu agar dapat naik kepermukaan daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harron (1980) yang menyatakan bahwa sistem kerja xilem hanya dapat memfokuskan energi yang dapat mentransportasikan unsur dalam tanaman keatas sehingga dapat memfokuskan energi yang dimilikinya untuk mengangkut unsur hara tersebut.
            Dari percobaan didapat faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan pergerakan unsur hara dan pergerakan air dari bawah akar sampai keatas puncak yaitu tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi, dan anatomi xilem. Hal ini sesuai dengan literatur http://jendelailmu.blogspot.com (2009) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mampu membuat air bergerak dari akar sampai kepuncak pohon yang tinggi adalah tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi dan anatomi xilem.
            Dari percobaan didapat tinggi larutan eosin pada                                  Pacar air (Balsamina impatient) yaitu pada perlakuan floem + vaseline 430 mm dan pada Bayam duri (Amaranthus sp.) yaitu pada perlakuan floem + vaseline 160 mm. Hal ini disimpulkan bahwa larutan eosin yang tertinggi terdapat pada komoditi Pacar air (Balsamina impatient). Hal ini disebabkan karena struktur batang dari Pacar air (Balsamina impatient) lebih lunak dan gampang meresap air dari pada Bayam duri (Amaranthus sp.) yang mempunyai batang lunak atau basah dan  pangkal tangkai daunnya terdapat duri sehingga disebut bayam duri. Hal ini sesuai dengan literatur http://www.iptek.net.id (2009) yang menyatakan bahwa        Bayam duri (Amaranthus sp.) mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  1. Kecepatan larutan eosin pada tanaman Pacar air (Balsamina impatient) pada perlakuan xilem + vaseline adalah 0,172 mm / detik.
  2. Kecepatan larutan eosin pada tanaman Pacar air (Balsamina impatient) dengan perlakuan floem + vaseline adalah 0,238 mm / detik.
  3. Kecepatan larutan eosin pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus sp.) dengan perlakuan xilem + vaseline adalah 0,083 mm / detik. sedangkan Kecepatan larutan eosin pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus sp.) pada perlakuan floem + vaseline adalah 0,088 mm / detik.
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan pergerakan unsur hara dan air adalah tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi, dan anatomi xilem.
  5. Kecepatan pergerakan zat hara yang paling besar adalah pada tanaman Pacar air (Balsamina impatient) dengan perlakuan floem + vaseline sebesar 0,238 mm / detik.

Saran

            Hendaknya tanaman yang digunakan untuk praktikum adalah tanaman muda untuk mendapatkan hasil yang lebih halus.
           



     


DAFTAR PUSTAKA



Dwidjoseputro, D., 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka
            Utama, Jakarta.

Fitter, A.H. dan R.K.N Hay, 1982. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan
            S. Andani. UGM Press, Yogyakarta.

Goldworthy, P.R. dan N.M Fisher, 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.
            UGM Press, Yogyakarta.

Harron, S.S., 1980. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.

http://ahlusnnah.blogspot.com, 2009. Transportasi Tumbuhan. Diakses pada
             tanggal 23 September 2009.

http://jendelailmu.blogspot.com, 2009. Fisiologi Tanaman. Diakses pada tanggal
            23 September 2009.

Lakitan, B., 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

________,  1999.  Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Loveles, A.R., 1991. Prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
            Gramedia, Jakarta.

Mader, S.S., 1995. Biologi 3. Diterjemahkan oleh B.S. Poernomo. Kucica.

Mukherji, S. dan A.K. Ghosh, 1996. Plant Physiology. Tata McGraw-Hill
            Publishing Company Limited, New Delhi.

Pardey, S.N. dan B.K.Sinha, 1995. Plant Physiology. Ulkas Publishing House
            PLTD, India.

Salisbury, F.B. dan C.W.Ross, 1995. fisiologi Tumbuhan Jilid satu.Diterjemahkan
            Oleh : D.R.Lukman dan Sumaryono. ITB-Press, Bandung.

Schlegel, H.G., 1999. Mikrobiologi Umum Edisi keenam. Diterjemahkan Oleh :
            R.M tedjo Baskoro. UGM-Press, Bogor.

Suseno, H.,1994. Fisiologi Tumbuhan. IPB-Press, Bogor.

Teddy, 2009. Transportasi pada Tumbuhan. http://tedbio.multiply.com
            Pada tanggal 10 September 2009.

Tjitrosomo, S.S., 1987. Botani Umum. Angkasa, Bandung.
Wilmer. 1985. Principle Of Dispersial in Higher Plants. New York.




           

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Infonya bermanfaat, thanks udah share sob !!


bisnistiket.co.id

Posting Komentar